Visi
yang mendasari munculnya komunikasi seluler dan layanan pribadi adalah untuk
memungkinkan komunikasi dengan seseorang, kapan saja, di mana saja, dan dalam
bentuk apa pun, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 1, selain menyediakan
jangkauan dan aksesibilitas yang tidak terbatas, visi untuk komunikasi pribadi
ini juga menggaris bawahi meningkatnya kebutuhan pengguna jasa komunikasi yang
sangat pesat dan dapat mengelola panggilan dan layanan masing-masing sesuai
dengan waktu yang mereka kebutuhan. Misalnya, selama periode hari tertentu
pengguna mungkin ingin melakukan panggilan atau mengalihkan panggilannya ke
pusat pesan atau agar panggilan disaring sehingga panggilan masuk dapat
diperlakukan sesuai dengan instruksi pengguna. Telepon selular adalah salah
satu aplikasi bidang telekomunikasi yang berkembang sangat pesat. Hal tersebut
ditunjukkan dengan persentase kenaikan pelanggan baru di seluruh pelosok dunia.
Teknologi
komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan pada awal
tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman dan
Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Prancis, sistem NMT
yang dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Ericsson, serta sistem TACS
yang beroperasi di Inggris. GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya
dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI
(European Telecomunication Standard Institute). Pemakaian GSM kemudian meluas
ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem
telepon selular analog yang bernama AMPS (Advance Mobile Phone Syastem) dan NMT
(Nordic Mobile Telephone).
Berikut
ini merupakan Blok Diagram Proses Komunikasi Mobile Dan Personal Pada
Penerapanya di teknologi Satelit.
1.
Proses
komunikasi Mobile dan Personal pada penerapannya di teknologi satelit yaitu
informasi yang akan dikirim akan di encoding terlebih dahulu, kemudian
dimodulasi dan mengkonversi sinyal sehingga bisa ditransmisikan dengan high
power amplifier. Pada sistem transmitter pada MSS terdiri
dari data input, convolutional encoder, interleaver, dan modulator MSK (Minimum
Shift Keying). Blok penerima pada bagian penerima MSS terdiri dari demodulator,
deinterleaver, convolutional decoder, dan data output
2.
Satelit berfungsi sebagai repeater aktif
dimana pada satelit terjadi proses penguatan daya sinyal yang diterima dari
bumi dan proses translasi frekuensi untuk kemudian memancarkannya kembali
frekuensi yang berbeda ke stasiun bumi penerima.
Perkembangan teknologi komunikasi merupakan sebuah
trend yang tidak dapat dibendung lagi. Dampak dari teknologi baru dan trend
masa depan dalam komunikasi satelit, perkembangan terbaru di rasio non-GSO dan
High Throughput Satellite.
High Throughput Satellite memanfaatkan penggunaan kembali frekuensi (frequency reuse) dan beberapa spot beam untuk meningkatkan throughput dan mengurangi biaya per bit yang dikirimkan, apapun pilihan spektrumnya. Teknologi High Througput Satellite berbeda dengan teknologi satelit konvensional yang ada sekarang ini yaitu mulai dari luas daerah cakupan atau coverage, frekuensi yang digunakan dan kecepatan transmisi data. Untuk luas daerah cakupan, HTS menggunakan cakupan atau spot yang lebih kecil namun cakupan tersebut lebih banyak sehingga untuk mengcover satu daerah cakupan satelit convensional terdapat beberapa beam spot atau cakupan HTS. Untuk frekuensi, HTS biasanya menggunakan frekuensi Ku-Band atau Ka-Band.
Dari gambar diatas dapat dilihat untuk satelit konvensional, daerah cakupan terdiri dari 1 spot beam yang luas sedangkan untuk HTS daerah cakupan terdiri dari beberapa beam spot dengan daerah cakupan yang lebih sempit. HTS bisa menggunakan frekuensi re-use atau penggunaan frekuensinya kembali sebagai beam spot sehingga tidak semua beam spot menggunakan frekuensi yang berbeda-beda. Penggunaan frekuensi yang sama dapat diletakan dengan jarak yang berjauhan, hal tersebut bertujuan untuk menghindari adanya interferensi. Penggunaan frekuensi reuse menyebabkan HTS ini memiliki jumlah transponder yang tersedia lebih banyak dibandingkan dengan satelit konvensional.
Daftar Pustaka:
Nur,
Hasanah. 2010. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI SELULER GLOBAL SYSTEM FOR
MOBILE COMMUNICATION (GSM). Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas
Teknik Universitas Negeri Makassar.
Pandya, Raj. 1995. Emerging Mobile and Personal Communication Systems. IEEE Communications Magazine June 1995.
http://repository.unimus.ac.id/2815/3/BAB%20II.pdf
https://www.youtube.com/watch?v=KymIDyQiXZI
https://journal.uii.ac.id/Snati/article/view/1433
Link OASE : https://oase.unud.ac.id
Mata Kuliah: Sistem Telekomunikasi Satelit dan Terestrial
Bab Satellite Technology and Application